Macam-macam Setan
Iblis
adalah moyang setan, dia mempunyai lima orang anak yang masing-masing
diserahi urusan-urusan tertentu, kemudian memberi nama masing-masing
anaknya itu :
Tsabar,
Al-A’war,
Maswath,
Dāsim dan
Zalnabūr.
Yang pertama, bernama
Tsabar.
Dia selalu mendatangi orang yang sedang kesusahan atau tertimpa
musibah, baik kematian anak atau kerabat , dan lain-lain. Kemudian dia
melancarkan bisikannya dan menyatakan permusuhannya kepada Allah.
Diucapkannya melalui mulut orang yang tertimpa musibah itu, keluh kesah
dan caci maki terhadap ketentuan Allah atas dirinya.
Yang kedua adalah
Al-A’war.
Dia bertanggungjawab terhadap merajalelanya perzinahan. Dia dan seluruh
kerajaannya adalah spesialis-spesialis dalam urusan mempermudah
terjadinya perzinahan. Dia mendorong orang untuk melakukan perzinahan
dan memperlihatkannya kepada mereka sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Anak-anaknya menjadikan indah bagian bawah tubuh kaum wanita ketika
mereka keluar rumah, khususna kaum wanita masa kini, betul-betul sangat
menggembirakan iblis di kerajaannya yang besar. Segala persoalan yang
menyangkut dekadensi moral dan perzinahan berurusan dengan kantor besar
mereka.
Yang ketiga adalah
Mazwath.
Dia adalah spesialis-spesialis dalam menciptakan kebohongan-kebohongan
besar maupun kecil. Dia menyebarkan kebohongan dan kemudian didengar
oleh seseorang yang selanjutna menyebarkannya dengan baik, menemui
kaumna lalu mengatakan, “ada orang yang sangat tampan yang tidak saya
ketahui namanya. Dia menyampaikan kepadaku begini dan begitu”.
Yang keempat adalah
Dāsim.
Setan inilah yang selalu berusaha dengan sekuat tenaganya untuk
mencerai-beraikan ikatan perkawinan, mengobarkan rasa benci satu sama
lain di kalangan suami istri, sehingga terjadi perceraian. Dia adalah
anak kesayangan iblis di seantero kerajaannya yang sangat besar.
Yang kelima adalah
Zalnabūr.
Setan yang ini bergentayangan di pasar-pasar di seluruh penjuru dunia.
Merekalah yang mengobarkan pertengkaran. Merekalah yang mengobarkan
pertengkaran-pertengkaran, caci-maki, perselisihan, dan bunuh-membunuh
antara sesame manusia. Dialah yang mengobarkan kecurangan dalam jual
beli, keserakahan dan lain-lain
Permusuhan Setan
Nabi Muhammad saw. bersabda,
“Di
dalam hati terdapat dua buah segment potensial, satu segment malaikat,
yang menjanjikan kebaikan dan membenarkan yang haq. Maka barangsiapa
yang menemukan itu hendaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya dia
adalah dari Allah SWT. lalu hendaklah ia memuji Allah. Yang satunya
adalah segment musuh (setan), yang menjanjikan kejahatan, membohongkan
kebenaran dan mencegah kebaikan. Maka barang siapa yang menemukan itu
hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan
yang terkutuk.” Kemudian Beliau membaca firman Allah Swt. yang artinya,“
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) anda dengan kemiskinan dan menyuruh anda berbuat kejahatan (kikir).“
(QS. Al-Baqarah: 268)
Setiap
orang yang mengikuti hawa nafsu, maka dia adalah hamba dari nafsu itu,
bukan hamba Allah. Karena itulah Allah menguasakan setan terhadapnya.
Allah Swt. berfrman:
“Maka pernahkah
kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan
Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci
mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.
Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya
sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.”(QS. Al-Jatsiyah: 23)
Anas berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya
setan meletakkan belalainya pada hati anak cucu Adam. Jika dia berzikir
kepada Allah, ia mundur dan ciut nyalinya, kalau dia lupa terhadap
Allah Swt., setan itu menggigit (menerkan) hatinya.” Ibnu Wadhah berkata dalam sebuah hadits yang disebutnya:
“Apabila
seorang laki-laki telah mencapai usia empat puluh tahun dan belum
bertobata, maka setan mengusap pada wajahnya dan berkata: “Demi bapakku,
ini adalah wajah orang yang tidak beruntung.”Sebagaimana halnya syahwat-syahwat ini bercampur dengan daging dan darahnya, dan mengepung hati dari semua sisinya.
Nabi Muhammad saw. Bersabda,
“Sesungguhnya
setan duduk menghadang anak Adam pada semua jalan. Dia duduk menghadang
pada jalan Islam dan berkata: ‘adakah anda harus masuk Islam, dan
meninggalkan agama anda dan meninggalkan agama nenek moyangmu?’Lalu anak
Adam menentangnya dan tetap masuk Islam. Kemudian setan menghadang
pada jalan hijrah, seraya berkata: ’Adakah anda akan hijrah? Adakah anda
akan meninggalkan bumi dan tanah kelahiranmu?’Lalu anak Adam itu
menentangnya dan tetap berangkat hijrah. Kemudian setan menghadang pada
jalan jihad, dia berkata: ‘Adakah anda akan berjihad, sementara jihad
akan membinasakan diri dan harta benda. Anda berperang lalu dibunuh.
Semua perempuan anda dikawini orang dan harta anda dibagi-bagi.’ Lalu
anak Adam menentangnya dan tetap berjihad.”Dan bersabda lagi Nabi Muhammad saw.:
“Maka barangsiapa mengerjakan hal tersebut lalu mati, maka sungguh menjadi hak bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam syurga.”
Setan Menyatakan Pelepasan Diri
Diriwayatkan,
sesungguhnya iblis pernah bertanya pada Imam As-Syafi’i ra.: “Bagaimana
pendapat anda mengenai Tuhan yang telah menciptakan aku menurut apa
yang dikehendaki-Nya dan menggunakan aku dalam hal yang Dia kehendaki.
Sesudah itu, jika Ia menghendaki, akan memasukkan aku ke dalam syurga
dan bila Dia menghendaki, akan memasukkan aku ke dalam neraka. Apakah
dengan begitu Dia telah berbuat adil atau Dia menganiaya?” Setelah Imam
Syafi’i memperhatikan pembicaraan iblis kemudian berkata: “Wahai iblis,
kalau Dia menciptakan anda untuk sesuatu yang anda kehendaki, maka Dia
telah menganiaya anda, dan kalau Dia menciptakan anda untuk sesuatu yang
dikehendaki-Nya, maka tidaklah ditanya mengenai apa yang Dia perbuat.
Sementara mereka tentu akan ditanya, lalu akan menjadi sirnah, sehingga
menjadi bukan apa-apa. Kemudian iblis berkata: “Demi Allah hai Syafi’i,
sungguh aku telah mengeluarkan perkataan ini yang berakibat pada tuju
puluh ribu orang yang biasa beribadah dari deretan daftar orang-orang
yang beribadah menuju ke daftar kafir zindiq.
Diriwayatkan
pula, sesungguhnya iblis la’natullah menjelma kepada Nabi Isa bin
Maryam as., lalu iblis berkata kepada Isa: “Katakan, laa ilaaha
illallah.” Isa berkata: “Itu adalah kalimat yang hak, tetapi aku tidak
akan mengatakan dengan ucapan anda. Yakni, karena ucapan anda memiliki
penipuan, sekalipun melalui kebaikan, sebagaimana halnya iblis yang
memiliki penipuan dalam kejahatan hingga mencapai puncaknya. Dan hal
itu, menyebabkan orang yang ahli ibadah menjadi celaka, demikian pula
orang-orang yang zuhud, orang-orang kaya, dan juga yang lemah dari
makhluk, kecuali orang yang mendapatkan pemeliharaan dari Allah Swt.”
Nabi saw. pernah bersabda:
”Ada
seorang Pendeta di kalangan Bani Israil. Setan menuju seorang anak
perempuan, lalu mencekiknya dan menjatuhkan faham (mempengaruhi dan
menanamkan keyakinan) dalam hati keluarga anak itu, bahwa obatnya berada
pada tangan si pendeta. Lalu mereka datang kepada pendeta itu dengan
membawa anak perempuan yang sakit karena dicekik setan tersebut. Pendeta
menolak untuk menerima gadis itu sebagai pasiennya, tetapi mereka tidak
henti-hentinya mendesak pada si pendeta, sehingga terpaksa dia menerima
gadis itu sebagai pasiennya. Setelah anak perempuan berada di
sampingnya untuk dia obati, datanglah setan kepadanya. Setan
mempengaruhinya untuk menggunakan kesempatan baik itu. Setan tidak
henti-hentinya menggoda sang pendeta, sehingga pendeta benar-benar
tergoda dan menggauli anak gadis itu hingga mengandung. Setelah setan
berhasil menjerumuskan pendeta, ia terus berusaha menjerumuskannya lebih
jauh, maka ia berkata pada pendeta: “Sebentar aib anda akan terbuka,
karena ayahnya akan datang pada anda, maka bunuh saja anak gadis itu.
Jika mereka bertanya pada anda, katakanlah: “Dia telah mati.” Lalu anak
gadis itu benar-benar dibunuh dan dikuburkan oleh sang pendeta.
Selanjutnya setan mendatangi keluarga anak gadis itu dan membisikkan
pada mereka. Dia mempengaruhi hati mereka, bahwa sesungguhnya pendeta
itu telah menggauli anak gadisnya hingga mengandung, lalu membunuh dan
menguburkannya. Maka mereka datang kepada pendeta dan mempertanyakan
perihal anak gadisnya. Pendeta berkata, bahwa anak gadis itu telah
meninggal. Setan kembali mendekati pendeta dan berkata: “sesungguhnya
akulah yang mencekik anak gadis itu hingga jatuh sakit, dan aku pula
yang telah mempengaruhi hati keluarganya agar membawa anak gadis itu
kepada anda. Karenanya taatilah aku, tentu anda akan selamat, dan aku
akan membebaskan anda dari mereka. Pendeta itu berkata: “Dengan apa?”
Setan berkata: “Sujudlah anda padaku dua kali.” Sang pendeta bagaikan
dicokok hidungnya, iapun sujud kepada setan dua kali. Setelah pendeta
sujud, setan berkata kepadanya: “Sesungguhnya aku angkat tangan dari
persoalan yang menjerat anda.” Yang demikian ini, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt.yang artinya,
”(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia
berkata kepada manusia: ”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah
kafir, ia berkata: ’Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu’”.
(QS. Al-Hasyr: 16)
Sumber:
Dawud, Muhammad Isa. 1997.
Dialog dengan Jin Muslim, diterjemahkan oleh Afif Muhammad & Abdul Adhiem. Bandung: Pustaka Hidayah.
Al Ghazali.
Menyingkap Rahasia Qalbu, diterjemahkan oleh Moh. Syamsi Hasan. Penerbit: Amelia Surabaya.