Sungguh bukan lagi pertanyaan bagi dambaan tiap bani Adam. Akan punya keinginan yang sama pada kaum Hawanya, bisa juga tidak dan bisa juga iya. Relatif mungkin iya juga, namun laki-laki mana yang tidak merasa bangga jika punya pendamping hidup yang dapat mengerti dirinya?
Pendamping yang dapat mengerti dirinya???
Tiap bani Adam punya keinginan yang berbeda yang ingin dimengerti oleh pasangannya. Sebagai ibu dari seorang anak, laki-laki sangat menginginkan perempuan yang memiliki sifat kasih dan sayang. Sebagai istri dari seorang suami, laki-laki sangat menginginkan permpuan yang penuh bijaksana. Laki-laki pastinya merasa bangga jika punya pasangan yang berhati mulia, dan merasa berbahagia jika punya pasangan yang begitu jelita, hal itu langkah ditemukan di zaman yang seperti ini, tinggal nasib-nasiban saja. Begitu sebaliknya, perempuan juga mempunyai harapan yang sama, yaitu agar bisa dimengerti dirinya.
Kadang dua insan yang paling baik sedunia tidak cocok ditempatkan dalam sebuah hubungan kedekatan. Bukan karena mereka tidak bisa akur, tapi kebaikannya itulah yang menjadi bumerang sering terjadinya pertengkaran di antara mereka. Di awali dari pertemuan, memang kadang dua insan tidak bisa akur bagaikan kucing dan tikus, istilah yang begitu tidak asing, namun perlahan-lahan itulah yang menghiasi perasaan mereka menjadi cinta manakala telah merenungi akan kebersamaannya yang selalu diwarnai dengan pertengkaran lalu tiba-tiba ada keunikan yang terpendam dalam diri mereka sesuatu hal yang tidak biasa. Di awali dengan pertemuan yang baik, kadang ada juga yang memulai hubungannya seperti itu kemudian di akhir ceritanya mereka adalah dua insan yang sulit berdamai, bermusuhan hingga ajal tiba.
Hampir tiap insan yang tertambat hatinya akan mengira cintanya tidak akan pernah brubah, dan mungkin juga sempat bermimpi cintanya akan abadi tuk selamanya. Disangkal atau tidak cinta manusia pasti akan ada batasnya, harusnya itu yang menjadi renungan bagi tiap insan yang akan memasuki balada cinta.
Tiada insan yang dapat merenungi batas perasaan dirinya jika mereka sendiri sudah dimabuk kepayang, akan ada-ada saja bentuk rayuan yang menggila di awal kisah asmara mereka. Andaikan butiran hujan dapat dihitung, mungkin seperti itu pulalah kata-kata yang punya makna sejuta rasa akan dijadikan seuntaian kalimat rayuan untuk menghiasi permulaan cinta mereka. Jika seperti itu, bukankah segalanya dalam dunia terasa indah dan menjadikan hidup seperti tidak memiliki masalah sedikit pun???
Begitulah cinta, sangat membutahkan dan membuat insan rela meninggalkan yang fana demi sesuatu yang semu, lari dari kenyataan hidup menuju bunga-bunga mimpi.Jika cinta bagaikan garam yang punya kadar kepekatan, maka yakinlah kadar kepekaan cinta juga bisa berubah sejalan dengan perjalanan masa. Sepanjang perjalanan sebuah hubungan kedekatan, banyak yang gagal dengan perasaan itu. Perasaan cinta dapat berganti dengan perasaan benci dikarenakan alasan yang akurat dari berbagai janji yang tak pernah ditepati, karena sikap yang begitu cemburuan tidak ada kepercayaan, dan karena selalu dihianati dan kadang juga disakiti.
Ada seorang pemuda yang lebih hebat dari sulitnya percintaan di atas, hingga membuatnya bergumam di dalam hatinya "Aku tidak mengerti kenapa Allah menjadikan keinginan Adam terhadap Hawa harus tercipta dari tulang rusuk Adam sendiri. Jika berkenaan jodoh megharuskan demikian tiap perempuan adalah bagian dari rusuk laki-laki pasangannya itu, lalu kenapa hidupku menjadi terpuruk begini? Aku dipicingkan mata, aku tak dianggap, aku tak dihiraukan, aku dicuekin, bahkan aku dibencinya, aku dijauhinya, aku dimaki-makinya. Apakah ia kaum Hawanya tidak takut kalau aku sebagai laki-laki yang menginginkan dirinya itu karena mungkin ia adalah tulang rusukku, dan bagaimana mungkin keinginan Adam kepada Hawa itu bisa salah orang. Apakah ia kaum Hawanya tidak takut bakalan kehilangan laki-laki dimana ia berasal? apakah tidak risau akan dirinya yang akan menjadi perawan tua hingga ajalnya tiba, harus hidup dalam ketiadasempurnaan tanpa pasangan hidup? apakah ia tidak takut kalau harus membenci tempat tulang rusuknya berasal?" lalu laki-laki itu merenung dengan hati yang begitu menyakitkan sambil bersuara dengan nada berbisik "Tulang rusukku membenciku."
Pendamping yang dapat mengerti dirinya???
Tiap bani Adam punya keinginan yang berbeda yang ingin dimengerti oleh pasangannya. Sebagai ibu dari seorang anak, laki-laki sangat menginginkan perempuan yang memiliki sifat kasih dan sayang. Sebagai istri dari seorang suami, laki-laki sangat menginginkan permpuan yang penuh bijaksana. Laki-laki pastinya merasa bangga jika punya pasangan yang berhati mulia, dan merasa berbahagia jika punya pasangan yang begitu jelita, hal itu langkah ditemukan di zaman yang seperti ini, tinggal nasib-nasiban saja. Begitu sebaliknya, perempuan juga mempunyai harapan yang sama, yaitu agar bisa dimengerti dirinya.
Kadang dua insan yang paling baik sedunia tidak cocok ditempatkan dalam sebuah hubungan kedekatan. Bukan karena mereka tidak bisa akur, tapi kebaikannya itulah yang menjadi bumerang sering terjadinya pertengkaran di antara mereka. Di awali dari pertemuan, memang kadang dua insan tidak bisa akur bagaikan kucing dan tikus, istilah yang begitu tidak asing, namun perlahan-lahan itulah yang menghiasi perasaan mereka menjadi cinta manakala telah merenungi akan kebersamaannya yang selalu diwarnai dengan pertengkaran lalu tiba-tiba ada keunikan yang terpendam dalam diri mereka sesuatu hal yang tidak biasa. Di awali dengan pertemuan yang baik, kadang ada juga yang memulai hubungannya seperti itu kemudian di akhir ceritanya mereka adalah dua insan yang sulit berdamai, bermusuhan hingga ajal tiba.
Hampir tiap insan yang tertambat hatinya akan mengira cintanya tidak akan pernah brubah, dan mungkin juga sempat bermimpi cintanya akan abadi tuk selamanya. Disangkal atau tidak cinta manusia pasti akan ada batasnya, harusnya itu yang menjadi renungan bagi tiap insan yang akan memasuki balada cinta.
Tiada insan yang dapat merenungi batas perasaan dirinya jika mereka sendiri sudah dimabuk kepayang, akan ada-ada saja bentuk rayuan yang menggila di awal kisah asmara mereka. Andaikan butiran hujan dapat dihitung, mungkin seperti itu pulalah kata-kata yang punya makna sejuta rasa akan dijadikan seuntaian kalimat rayuan untuk menghiasi permulaan cinta mereka. Jika seperti itu, bukankah segalanya dalam dunia terasa indah dan menjadikan hidup seperti tidak memiliki masalah sedikit pun???
Begitulah cinta, sangat membutahkan dan membuat insan rela meninggalkan yang fana demi sesuatu yang semu, lari dari kenyataan hidup menuju bunga-bunga mimpi.Jika cinta bagaikan garam yang punya kadar kepekatan, maka yakinlah kadar kepekaan cinta juga bisa berubah sejalan dengan perjalanan masa. Sepanjang perjalanan sebuah hubungan kedekatan, banyak yang gagal dengan perasaan itu. Perasaan cinta dapat berganti dengan perasaan benci dikarenakan alasan yang akurat dari berbagai janji yang tak pernah ditepati, karena sikap yang begitu cemburuan tidak ada kepercayaan, dan karena selalu dihianati dan kadang juga disakiti.
Ada seorang pemuda yang lebih hebat dari sulitnya percintaan di atas, hingga membuatnya bergumam di dalam hatinya "Aku tidak mengerti kenapa Allah menjadikan keinginan Adam terhadap Hawa harus tercipta dari tulang rusuk Adam sendiri. Jika berkenaan jodoh megharuskan demikian tiap perempuan adalah bagian dari rusuk laki-laki pasangannya itu, lalu kenapa hidupku menjadi terpuruk begini? Aku dipicingkan mata, aku tak dianggap, aku tak dihiraukan, aku dicuekin, bahkan aku dibencinya, aku dijauhinya, aku dimaki-makinya. Apakah ia kaum Hawanya tidak takut kalau aku sebagai laki-laki yang menginginkan dirinya itu karena mungkin ia adalah tulang rusukku, dan bagaimana mungkin keinginan Adam kepada Hawa itu bisa salah orang. Apakah ia kaum Hawanya tidak takut bakalan kehilangan laki-laki dimana ia berasal? apakah tidak risau akan dirinya yang akan menjadi perawan tua hingga ajalnya tiba, harus hidup dalam ketiadasempurnaan tanpa pasangan hidup? apakah ia tidak takut kalau harus membenci tempat tulang rusuknya berasal?" lalu laki-laki itu merenung dengan hati yang begitu menyakitkan sambil bersuara dengan nada berbisik "Tulang rusukku membenciku."
Sumber: Dari Seorang Ikhwan
Posting Komentar
GMP NAFA >> Kebijakan Komentar
Bijaklah dalam memberikan komentar
Baca Kebijakan Berkomentar kami sebelum berkomentar.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.